Monday, January 19, 2009

Menjadi matahari, bulan... atau bumi?

image was taken from amonr.wordpress.com/.../04/elearning-tata-surya

"Makanya jadi orang jangan maunya jadi matahari terus!!!".Ungkapan itu pertama saya dengar dari 'bu bos' saya yang sedang ngomel-ngomel ke seseorang (bukan ke saya loh...).

Tanpa ada alasan yang jelas, hari ini kalimat itu terngiang-ngiang di benak saya.Maksud 'bu bos' apa? Bukannya matahari itu sumber cahaya untuk tata surya kita? Bukankah tanpa matahari, tanaman tak dapat berfotosintesa? Yang paling sederhana : bukankah tanpa matahari, jemuran di rumah tidak kering-kering? Terus, kenapa tidak boleh terus menjadi matahari?

Matahari adalah pusat tata surya. Dia dikelilingi oleh planet-planet, termasuk bumi kita ini. Dia dipuja puja sebagai manifestasi dewa oleh suku-suku dan negara kuno di dunia seperti suku Inca dan Mesir kuno. Inilah yang dimaksud oleh 'bu bos' saya dengan "JANGAN SELALU MAU MENJADI MATAHARI"...jangan ingin selalu menjadi pusat perhatian ; poros dari segala lalu lalang orang-orang di sekitar kita

Pertanyaan selanjutnya: Apa salah nya menjadi pusat perhatian? Tentu tak ada salahnya. Itu pula yang dilakukan oleh orang-orang yang selalu muncul dalam infotainment SETIAP HARI nya... entah sedang melakukan apapun, selalu jadi pusat perhatian, bahkan artis sedang ngupil pun sepertinya menjadi pemberitaan heboh. Sah sah saja... itu usahanya untuk menjadi seorang selebritis... walaupun selebritis itu artinya adalah pengisi acara TETAP di infotainment yang lebih sering nongol dibandingkan dengan pembawa acaranya sendiri.

Yang menjadi masalah adalah : apakah kita menjadi matahari yang membawa kegunaan atau malah mudarat untuk orang lain? Apakah kita menjadi matahari yang membantu proses fotosintesis, atau menjadi matahari yang membawa bencana kekeringan di planet bumi? Apakah kita menjadi matahari yang mengeringkan jemuran atau menjadi matahari yang memicu kanker kulit/melanoma? Apakah kita menjadi matahari yang menghangatkan, atau menjadi matahari yang membakar?

Saya pribadi lebih memilih menjadi bulan, yang memantulkan sinar matahari ke bumi. Saya ingin menjadi bulan yang mengelilingi bumi dan tidak menjadi pusat perhatian. Saya ingin menjadi bulan , yang meskipun malu malu dan pucat... membantu memberi sedikit cahaya dalam kegelapan bumi. Saya ingin menjadi bulan yang selalu tampak berbeda setiap harinya... bulan sabit pada hari pertama tiap bulan dan bertransformasi menjadi purnama pada hari kelimabelas. Dengan menjadi bulan.. saya ingin melayani dengan rendah hati.

Bagaimana dengan Anda??

1 comment:

  1. Aduuh, sapa tuh yang habis dapet petuah filosofis seperti itu Chen? Hihi
    Nice blog, love these posts.

    On Becoming a Star, Mario Teguh menjelaskan bahwa menjadi bintang (matahari) bukan untuk membuat yang lain menjadi silau karena kecemerlangan. Tapi untuk membuat orang lain juga bisa bersinar, dan menerima manfaat yang besar dari keberadaan seorang bintang di sekitarnya.
    By that way, we will be a lovable STAR, not a jealousy maker, blindingly shining, and "center of gravity wannabe" STAR :-)

    Tidak apa-apa menjadi matahari Chen :-)

    ReplyDelete